Entri Populer

Minggu, 27 Maret 2011

Lai

Pinarak pinarak uji salam tuntunan lai
Jingga mengabur kuning, memerak pualam taik 
Di kabutmu jiwa tergalang teralang parang
Latar sambut suara kelam tentram malam
Daun nan gugur sila duduk di antaranya, perempuan baik
Merah mengabur abu, kulit senyum semanis tebu
Entahlah manik, di ujung dagu dahimu aku tertambat lekat
Kau yang tahu lah, apa do'a dan salamku buat malaikat
Tak ada lain: usirlah pekat sebelum urai nadirku berjingkat tak bersekat.

Jumat, 25 Maret 2011

Women is The Proof

Beside the women's wise advice
There is a cup of bitter butter - a gallant blocked soul
We adore the bitter - delivered by a gallant women 

*life is bitter, women is the proof

Well Lined Page

Well lined page
Filled by snake trail
Spilled by the vomit moon
And conquered by allegation
This rustic page
Loved by coo coo couples
Lived by tranquil fleas
This page
Enchanted by nudge and small tears 
This page gives a conditional, none description
About how the desire is tethered 



*giggled. heartbeat. distance. and respire.

Rabu, 23 Maret 2011

Yorick, Aimon dan Batu di samping Pohon Baobab

Namanya Yorick. Cacing tanah penguasa dataran bukit Apiatan. Yorick tidak sekuat cacing tanah lainnya. Cara ia bergerak sudah tidak lagi sempurna, di perutnya terdapat guratan-guratan luka di bagian perut yang membuatnya sulit untuk bergerak lincah, tetapi justru luka itulah satu-satunya bukti pengembaraannya. Hampir di setiap pohon dan bebatuan di bukit-bukit terdapat jejak tanda tubuh Yorick.

Yorick tidak mempunyai anak laki-laki, itulah yang membuatnya ingin agar rakyat dan prajuritnya bekerja sangat keras, setiap hari, dari pagi sampai pagi. Agar jika ia mati, bukit ini sudah rapi dan penuh benih kehidupan.Ia tidak peduli lagi siapa yang berkuasa. Dari tatapan matanya yang tajam, Yorick sama sekali tidak takut mati, apalagi sekedar menghadapi tantangan hidup.

Wibawa Yorick sempat terusik saat seekor cacing renta bernama Aimon. Menurut beberapa tetua Apiatan, Aimon adalah cacing turunan bangsawan dari kloni cacing yang pertama kali berhasil menumbuhkan rumput hijau di dataran Sigalarafa, sebuah dataran tinggi yang letaknya 13 kilometer dari bukit Apiatan. 

Dengan angkuh Aimon menantang Yorick untuk memindahkan sebuah batu besar yang menempel pada pohon Baobab raksasa berumur 550 tahun. Aimon menawarkan 3 opsi bantuan, karena menurutnya dengan mengambil bantuan, Yorick akan terlihat lemah. Opsi pertama; Yorick hanya diberi waktu dua hari dan bisa bekerja sama dengan kelinci gendut bernama Doqlioqi. Opsi kedua Yorick hanya diberi waktu sehari dan boleh meminta bantuan kepada Junction, si kera lincah penghuni bukit Apiatan. Dan opsi ketiga membolehkan Yorick untuk bekerja sama dengan kuda zebra kecil bernama Akira, dan ia hanya diberi waktu selama sehari. 

Tapi bukan Yorick jika menyerah begitu saja. Yorick paham, dengan memberi opsi, Bernard ingin menunjukkan pada seluruh penghuni bukit bahwa ia lemah dan tidak bisa memimpin. Jadi Yorick meminta satu syarat yang sangat sederhana. Yorick ingin ia bekerja sendiri. Bukan karena Doqlioqi, Junction, dan Akira tidak sanggup membantunya, tapi karena ia tidak ingin menyusahkan teman-temannya. Yorick meminta waktu tiga hari, dan bekerja tanpa dilihat siapapun. Karena ia tidak ingin semua penduduk Apiatan tahu susah payahnya.

Aimon tertawa keras seolah mengejek dan mencemooh karena yakin Yorick tidak akan bisa melakukannya. Setelah tawar-menawar, Aimon dan seluruh cacing tanah meninggalkan Yorick sendirian. Salah satu cacing tanah bernama Emeway memperingatkan Yorick agar menyerah, karena ia yakin Yorick akan lelah sekali dan lantas mati.

Yorick berpikir bagaimana cara untuk memindahkan batu itu. Cukup mustahil karena batu itu sangat besar! Berjuta kali besarnya dibanding tubuh Yorick. Tidak mungkin Yorick mendorong batu itu dengan tubuhnya karena ia tidak mempunya tangan dan kaki seperti Junction. Ia juga tidak mungkin mencapit batu itu lantas menggelindingkannnya seperti yang biasa seekor kepiting lakukan. Yorick terus mengamati letak batu itu. Sangat mustahil memang untuk dipindahkan karena batu itu menempel pada akar pohon Baobab. 

Tapi bukankah cacing tanah mampu menggemburkan tanah? Dan jika tanah sedikit gembur maka permukaan tanah akan mengalami pergeseran, dan batu itu dapat bergeser! Ya! Mungkin dengan cara inilah Yorick akan berhasil. Dengan semangat Yorick menggeliat di tanah tepat di bagian bawah batu itu. Yorick terus bergerak kesana kemari dan mengeluarkan zat  penyubur tanah. Bukan rahasia bahwa Carbonat (CaCO3) adalah senjata setiap cacing untuk menyuburkan tanah. 

Yorick merasa bahwa suhu tanah ini tidak lebih dari 31 derajat celcius dan ini merupakan kesempatan bagus bagi Yorick. Yorick terus bekerja. Ia meliukkan tubuhnya kesini kesana. Hingga terbentuk beberapa terowongan kecil yang saling terhubung dari berbagai penjuru. Namun tiba-tiba kerja kerasnya terhenti oleh serabutan akar di bawah tanah yang menghalanginya menuju ke bagian tanah yang lebih jauh. Yorick berteriak dan bingung harus mengadu ke siapa. Segala usaha dan letihnya terasa sia-sia!

Tapi tiba-tiba sang akar terus bergerak dan mengarah kepada Yorick! Akar-akar itu seolah hidup dan secara pelan ingin membunuh Yorick! "Hei! hentikan! aku tidak akan menyakiti pohonmu! Aku hanya akan memindahkan sedikit batu di atas tanah ini! Hei! Berhenti!". Lalu sang akar berhenti sejenak dan berkata "Tenang anakku, kami tidak akan membunuhmu, hanya saja saat ini memang waktunya akar untuk tumbuh lagi..sepanjang 8 sampai sembilan centimeter tiap tiga hari sekali..". "Aku tidak tahu apakah kau bisa membantuku..tapi aku sangat membutuhkan bantuan saat ini..hmmm..aku tidak tahu lagi apa yang aku lakukan..". 

Dan akar-akar itupun dengan sengaja bergerak dan menerjang ke arah Yorick! Seakan mereka berusaha membunuhnya! Yorick dengan cepat melesat mengubur diri di balik kedalaman tanah! "Huuffft! Nyaris saja! dasar akar-akar gila! Tak heran pohon raksasa ini terus tumbuh!". Namun ada yang aneh, letak tanah bagian dalam  tidak lagi sama. "Aaaah! akar-akar tua telah merubah tanahnya" teriak Yorick girang. Yorick segera menuju ke atas tanah untuk melihat apakah batu itu tegerser atau tidak. 

Yorick berharap, sangat berharap bahwa batu itu akan bergeser dengan pengaruh pergerakan akar. "Yeaaaaaaaaaaaa!!! Akar-akar tua itu membantuku!! Batu telah bergerak mengikuti arah terowongan yang telah kugali, tetapi aku tidak akan bisa membuat batu itu bergeser jika tanpa mereka!!" Yorick girang bukan main dan saat itu juga, Aimon datang bersama dengan cacing lainnya. 

Aimon dengan geram mengamati pergeseran batu yang bergerak beberapa centimeter itu. Namun sebelum Aimon mengucapkan kata selamat, Yorick mengaku bahwa ia tidak bekerja sendirian dalam mengubah posisi batu itu, ia dibantu oleh para akar. Dan mimik Aimon pun berubah menjadi sangat lega, lega yang luar biasa. Namun sebelum Aimon angkat bicara, salah satu akar yang mencuat ke permukaan tanah menjelaskan bahwa pergerakan akar adalah masa dimana pohon tumbuh dan berbunga dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan tantangan Yorick untuk memindahkan batu itu. Aimon menunduk pasrah dan mengumumkan bahwa Yorick telah berhasil memindahkan batu itu. Semua cacing lega dan senang, bukan karena batu besar itu berpindah dan bergeser, tetapi karena bangga akan keputusan Yorick yang jujur bahwa ia mengaku akar-akar telah membantunya, pengakuan Aimon bahwa Yorick pantas mendapatkan keberhasilan, dan akar-akar yang membantu menjelaskan kenyataan. Di sore hari itu, para cacing berpesta dan bersyukur akan perdamaian. Dan semenjak sore itu pula, Yorick berjanji untuk selalu menjaga bukit Apiatan.










































Senin, 21 Maret 2011

trance!

trance. trance. beloved. desired. heart isn't a jail. bold. tighten up. i breath. into a fairy land. into a dream. chilled. i up. i down. i am as i am. love. sacred. beloved. trance. i am. into this beat. life's beat. http://youtu.be/DqCCxY74EDc

Minggu, 20 Maret 2011

Aku, Mimpiku dan Badut-badut temanku

Semua tersenyum, dari awal hari sampai selesainya. Sampai pesta selesai. Sampai di denting ke dua belas, mereka membawaku dalam gendongan. Melihat sejenak langit-langit ruangan, mematikan aliran listrik di lampu-lampu ruangan, lantas tersenyum dalam gelap.
Membiarkanku dalam gelap. Melangkahkan kaki pelan-pelan menutup pintu tanpa suara. Membiarkanku dalam gelap. 
Lalu dalam gelap aku terlelap. Bermimpi. 
Aku tertawa sambil menaiki anak tangga. Anak tangga setinggi menara. Keringat berpesta membasahi dahi, punggung dan telapak kakiku. Aku terus naik dan naik. Sampai ke puncak menara. 
Aku cukup senang karena di atas menara terdapat kursi kecil berkaki tinggi dan sebuah teropong. Entahlah, bagiku ini sungguh sempurna. Tanpa pikir panjang, kulekatkan mataku pada teropong, liar menembak sasaran pandang kemana saja, ke langit melihat matahari, ke gedung-gedung melihat kaca mencuri aktivitas manusia di dalamnya, ke bawah jalanan melihat mobil-mobil yang tampak kecil seperti hotwheel..Oh tunggu! Ada petshop besar di sebelah kiri, ada anak anjing kecil yang menjilat tuannya, ada kucing pemalas yang hampir menelan kura-kura! Sasaran pandang cepat-cepat kualihkan lagi..Oh jangan! Jangan! Kalau yang ini sungguh jangan terlihat olehku..! Persis di depan menara ini, kulihat segerombolan anak kecil memakai baju berwarna pastel warna-warni..mereka berlari kesana kemari, memegang balon yang berbentuk Mickey Minnie! Anak-anak itu terlihat seperti seumuranku! Kulepas pandangan sejenak dari teropongku, aku berteriak memanggil mereka. Tidak! Tidak ada satupun yang mendengar! Aku teropong lagi mereka..tidak! mereka membawa lolipop warna-warni, tepat di saat aku lapar..mereka saling memberi coklat dan ice cream! Tunggu aku kawan, tunggu!!
Aku terus berteriak..sampai kehabisan suara..sampai serak! Salah satu diantara mereka menoleh kepadaku danmemberitahu yang lainnya. Aku senang! Aku kehabisan napas karena senang! Tunggu aku! Aku akan cari cara supaya bisa menemui kalian! 
Di tengah jantungku yang berdebar mau copot, di saat aku usap keringat di dahiku karena lelah berpikir bagaimana cara untuk menemui mereka, terdengar tangisan dari salah seorang anak, O tidak! Aku salah, beberapa anak mulai menangis karena orang tua mereka tampak memaksa mereka pergi..Jangan duluuuu..Tolong jangan..aku ingin bertemu dan bermain dengan mereka..!
Tapi semua terlambat, anak-anak itu pergi satu persatu dengan orang tuanya..dan dari teropong ini aku tidak bisa mendengarkan apa-apa..aku tidak tahu harus mengejar jejak mereka kemana..
Aku menangis kencang-kencang..sampai habis air mata..sampai lelah..
Dan terbangun. Terbangun dengan kecupan ibuku. Lantas aku dimandikan cepat-cepat. Saat air dingin menyentuh kulitku, aku baru sadar hari telah pagi. Satu demi satu sendok makanan disuapkan ibu ke mulutku, lalu diantarkannya aku ke sekolah.
Aku meronta di perjalanan, memuntahkan semua makanan, dan marah sekali. Sampai di ruangan kelas, aku melihat badut-badut yang jumlahnya puluhan..ada yang lucu ada yang seram..pada yang lucu aku menunjuk jari dan tertawa, pada yang seram dan seolah jahat aku berteriak..aku tidak lagi peduli apa kata wanita berambut panjang yang sedang mengajariku menghitung..bagiku angka tidaklah penting, karena menara itu tidak membawaku kemana-mana, dan begitu jauh jarak antara aku dan tempat dimana kawan-kawanku yang riang itu bermain. 
Aku menyapa badut-badut yang jumlahnya puluhan di ruang kelas. Satu per satu. 
Kurasa mereka bisa menjadi temanku hari ini.








Surabaya, 21 Maret 2011
autism is a gift to be learned.


Jumat, 18 Maret 2011

I May

I run
I jump
To catch the fireflies
To up
To down
To lapse
To fall
To sob
Tight lipped
I laugh
I dare
I curse
I shout
To face
Every faces
To face
My face.

Kamis, 17 Maret 2011

Endang Gombal: “Hal Terpenting Dalam Berkarya Adalah Memberi Manfaat”




Ia adalah seorang ibu yang hidup sederhana dengan dua anak dan suami yang mengabdi sebagai masinis. Dalam perjalan karirnya sebagai pelukis kain, tidak banyak yang mengakuinya sebagai seorang pelukis. Namun keyakinannya semakin kuat dalam menunjukkan komitmen sebagai seorang seniman yang bukan hanya berkarya untuk kebanggaan diri sendiri, tetapi juga bermanfa’at buat orang lain. Berikut profil FR.Endang W, seorang pelukis kain perca yang sudah 20 tahun lebih berkarya.

Bisakah anda menceritakan tentang latar belakang berkesenian Anda?
Resminya, saya mulai melukis dengan menggunakan kain sejak tahun 1982. Bermula dari rasa peduli saya atas limbah yang perlu direuse dan recycle, salah satunya adalah kain perca yang sangat banyak hingga tak terhitung jumlahnya.  Entah kenapa, tapi saya merasa pasti ada yang bisa dilakukan dengan kain-kain buangan tersebut. Untunglah tante saya yang seorang penjahit bisa membaca rasa ingin tahu saya yang mulai membandel, maka mulai saat itu - kira-kira waktu usia saya 17 tahun – saya diijinkan memungut kain-kain sisa jahitan tante yang lalu saya bentuk sebagai hiasan benda-benda fungsional seperti sprei, taplak meja,sarung bantal sampai hiasan dinding. Namun tetap saja ada yang kurang di hati kecil saya. Hasrat menggambar saya sejak kecil tiba-tiba semakin kuat setelah saya menemukan metode baru untuk mengolah kain perca. Sejak itulah saya total menjadi pelukis kain perca. 

Siapakah yang paling berperan dalam mendukung karier berkesenian anda?
Yang pertama adalah ibu saya. Beliau adalah ibu rumah tangga biasa yang mengabdi pada keluarganya. Namun darinya saya mendapat pelajaran tentang ketekunan dan keyakinan untuk berbuat sesuatu. Selain ibu saya, tante saya yang penjahit juga sangat menginspirasi. Suami saya yang dengan sabar memahami saya yang berbeda profesi, beliau adalah seorang masinis kereta api yang biasa hidup teratur dan sesuai jadwal..sangat berbeda dengan saya, tapi sangat menghargai profesi saya. Nggak gampang lho mbak jadi pendamping seorang seniman..!

Alasan apa yang memotivasi Anda untuk tetap bertahan pada jalur kesenian yang sampai saat ini Anda geluti?
Wah-wah kalau ditanya begini saya jadi bingung jawabnya, sebab alasannya nggak bisa diukur dengan materi. Ada kepuasan tersendiri yang saya setelah melihat hasil akhir karya saya, sekaligus kelegaan karena telah berhasil memanfaatkan limbah-limbah kain yang seringkali dibuang percuma. Kalau sudah begitu, saya merasa hidup saya tidak sia-sia, karena saya telah berhasil berkarya..walaupun tidak semua orang mengakuinya, tidak jadi masalah buat saya. 

 Ceritakan sedikit tentang masa kecil Anda?
Sejak kecil saya seringkali berbuat bandel.  Seperti saat saya ditegur guru kesenian saya gara-gara kabur saat jam pelajaran! Mungkin kena hukum karma ya..sekarang saya jadi seniman deh..haha..!

Sebutkan seniman yang menginspirasi karya-karya Anda?
Ada banyak nama, tapi saya cenderung berkiblat pada karya-karya seniman lukis realis. Kalau pelukis kain, ada satu nama pelukis dari Filipina; Pacita Abad.

Bagi sebagian kalangan, terutama pelukis-pelukis kita yang memanfaatkan kanvas dan cat untuk melukis, karya Anda tidak layak dianggap sebagai lukisan, bagaimana pendapat Anda?
Saya cukup memaklumi apa yang mereka katakan, justru berbagai kritikan tersebut semakin memacu saya untuk berkarya. Jika mereka mengerti tentang proses kreatif saya dalam berkarya, mungkin akan sedikit memahami bahwa pembatik juga pelukis, pengerajin kain juga seniman, begitu pula penjahit. Saya mengagumi tiap-tiap detail serat kain, warnanya, tetapi saya juga mengagumi segala unsur keindahan yang tampak di dunia, baik itu alam maupun manusia dengan segala kunikannya. 

Seniman seringsekali dianggap sebagai pribadi yang egois, karena hanya suka bermain dengan perspektifnya sendiri, ada tanggapan mengenai hal itu?
Ya, saya seringkali menjumpai rekan-rekan yang sayangnya tidak mampu mentransformasikan makna dari karyanya, disini yang terpenting adalah niat awal dalam berkarya, jika niatnya baik dan untuk memberi manfa’at pasti akan berbuah baik juga. 

Untuk menjadi seorang pelukis kain profesional, pasti dibutuhkan banyak pengorbanan, pengorbanan apa sajakah yang telah Anda lakukan?
Sebagai seorang ibu dan istri, pasti gerak langkah berkesenian saya tidaklah selincah para seniman yang masih lajang maupun seniman pria, tapi seiring dengan proses, saya mulai bisa mengatur jadwal dengan seimbang, malahan tanpa keluarga saya bukanlah apa-apa..

Jika  pelukis cat dan kanvas menghabiskan waktu berhari, berminggu dan berbulan-bulan untuk menelurkan sebuah karya, bagaimana dengan Anda?
Yang utama adalah harus dilakukan adalah membangun konsep yang terangkum dari inspirasi yang saya dapatkan dari mana saja , mulai dari pemandangan yang indah, suasana pasar yang ramai, demo lumpur Lapindo, sampai wajah putri saya. Yang kedua, karena saya pelukis kain, saya tidak bisa begitu saja membuat sketch lalu mewarnainya,tapi saya pakai kamera untuk menangkap subjek yang akan saya gambar. Tahap ketiga adalah memisahkan kain dari seratnya, lalu memilah dan meraciknya menjadi bahan lukisan. Setelah ketiga tahap tersebut dilakukan, barulah saya memulai proses eksekusi yang nantinya akan melibatkan unsur rasa hingga estetika dari proses melukis.

Alamat rumah Anda kebetulan cukup dekat dengan lumpur Lapindo, apakah Anda mengalami dampaknya?
Cukup pahit memang kalau diminta menceritakan lagi tentang hidup yang sempat terhenti karena musibah tersebut, saya sempat jatuh sakit dan harus berbaring di tempat tidur selama berbulan-bulan akibat asap dari lumpur tersebut. Terpaksa saya harus berhenti melukis barang sejenak, dan membangun kekuatan bersama keluarga untuk terus berjuang.

Saya menyesal dan turut prihatin mendengarnya, setelah masa hibernasi tersebut apa yang Anda lakukan?
Nah itu dia..ternyata dengan dukungan anak dan suami serta kerabat dan sebagian teman, setelah jatuh sakit saya malah berhasil mengadakan pameran  tunggal di Galeri Surabaya – Jl. Pemuda Surabaya- pada tahun 2008. Syukurlah banyak yang tertarik pada hasil karya saya..bahkan ada ibu-ibu berusia lanjut yang minta diajari melukis kain. 

Selain pameran tunggal pada tahun 2008, pameran apalagi yang telah Anda ikuti?
Pameran Tunggal saya di Galeri Surabaya tersebut bukan pertama kalinya, pada tahun 2000 saya juga berpameran tunggal, lalu tahun 1996 di Hotel Mirama, dan pada bulan Juni-Juli ini lukisan saya ikut serta dalam Festival Seni Jogja. Beberapa kali lukisan saya juga ikut dalam ajang pameran di luar negeri seperti Amerika, Perancis dan Belanda. 

Apakah Anda membatasi usia Anda dalam berkarya? Lalu sempat punya niatan tidak untuk berbagi ilmu bersama seniman atau bahkan masyarakat umum?
Untuk membatasi usia saya rasa tidak, saya ingin berkarya sampai mati, karena saya suka dan merasa sangat enjoy ketika bisa membagi keindahan lukisan kain pada orang lain sekaligus mengurangi limbah di bumi. 

Dalam perkembangannya, menurut Anda bagaimana perkembangan kesenian di Indonesia, khususnya seni visual/lukis?
Sangat maju dan progresif, hanya saja masih banyak yang melukis asal laku, lalu lukisannya pun tidak berusia panjang dan hanya sebagai hiasan ruangan belaka. Saya rasa pelukis-pelukis muda sekarang lebih open minded dan kreatif dalam menggali ide. Jangan cepat puas, itu saja kuncinya.

Pameran Lukis Bersama dan Tunggal FR Endang W ( Endang Gombal )

1995 - Pameran Bersama dengan Pelukis-Pelukis Indonesia dengan Tajuk tajuk WR supratman di Galeri Surabaya
1996 - Pameran Tunggal di Hotel Mirama Surabaya
1997 - Pameran Tunggal di Cafe Jendela dan Hotel Mirama, Surabaya
1998 - Pameran Bergilir di Galeri-Galeri Lukisan Kota Yogyakarta dan Jakarta
1999 - 2002 Pameran di Hotel Grand Trawas
2008 - Galeri Seni Surabaya
2009 - Pameran Bersama di Pameran Seni Yogyakarta

Oleh : Ikhda Ayuning Maharsi

Profile Roes Arief Budiman Sosok “Ilmuwan Gila Taveling” Indonesia yang Sukses di Dunia Science Internasional


Sosok profil Batavia Air inflight Magazine kali ini bisa dibilang cukup eksentrik. Betapa tidak? Berkenalan dengan sosoknya berarti sekaligus mengenal dunia science melalui pendekatan yang fun dan interaktif. Beruntung tim redaksi dapat berbincang dengan Roes Arief Budiman di sela kepulangannya yang singkat ke tanah air, tepatnya di Kota Kembang, Bandung.
Roes Arief Budiman, atau yang kerap dipanggil dengan Arief, adalah salah satu sosok warga negara Indonesia yang sukses berkiprah di dunia pendidikan science internasional. Alumni Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya yang gemar melakukan outdoor activity ini sekarang aktif menjadi staff pengajar (Associate Professor) di jurusan Mechanical and Manufacturing Engineering, University of Calgary, Canada. Berikut perbincangan santai antara Arief dan tim redaksi Batavia Air Inflight Magazine..

Bisa diceritakan tentang prinsip hidup anda?

Saya ukur kesuksesan hidup saya dengan apa yang saya lakukan, bukan yang saya punyai. Tidak ada guna punya uang banyak tapi dipakai untuk beli dan pamer barang. Lebih baik dipakai keliling dunia dan membantu rakyat miskin. Saya menyukai kesederhanaan (simplicity) dan keelokan (beauty). Kesederhanaan dalam arti apa adanya dan mencari hakikat inti hidup ini. Keelokan lalu memberi sentuhan style dalam hidup yang singkat dan sederhana.

Bagaimana awalnya anda tertarik terjun ke dunia science?

Sejak duduk di bangku  SMA Negeri 2 Surabaya, saya tergila-gila dengan pelajaran Matematika dan Fisika. Teman-teman  di SMP dan SMA mengingat saya sebagai siswa berprestasi. Dalam mempelajari eksak, saya tidak hanya menghapal, tapi berusaha memecahkan persoalan dengan teknik analisa dan menguraikannya dengan bergulat dengan ide-ide. Ketika yakin saya benar-benar jatuh cinta dengan science, saya lantas melanjutkan kuliah di Teknik Fisika ITS Surabaya. Lalu menuntut ilmu di luar negeri untuk memantapkan materi science sebagai bekal untuk menjadi ilmuwan.

Spesifikasi science yang anda tekuni hingga kini?

Saya menekuni mekanika statistik (statistical mechanics). Ini teori fisika yang menelorkan berbagai macam rumus-rumus yang dipakai oleh para insinyur untuk berbagai macam aplikasi mulai gas turbine sampai microelectronics. Mekanika statistik inilah yang berperan menjembatani dinamika atom dan molekul dengan sifat-sifat benda yang kita gunakan dan alami sehari-hari, seperti kenapa logam menghantarkan listrik, plastik bisa molor kalau ditarik, dan air menguap kalau dipanaskan.

Bisa diceritakan suka duka mengajar dan menggeluti dunia science?

Mengajar membuat saya berjiwa muda. Capeknya kalau harus menilai ujian akhir mahasiswa yang berjumlah sampai 200 orang; bisa sampai 2-3 minggu. Kerja mikir juga bikin capek, apalagi kalau nggak ada ide baru padahal sudah berpikir keras, sampai-sampai ingin membenturkan kepala ke tembok rasanya..haha..!

Hm..bisa dibanyangkan..ngomong-ngomong, hal apa sih yang bisa membuat anda tertawa dan mengurangi stress kerja?  

Wah..saya suka sekali Guyon Suroboyoan gaya Kartolo Cs. Cletukan-cletukannya itu lho..bisa membuat semua orang terpingkal-pingkal. Kelucuan hidup juga kerap terjadi kala teman-teman dan saya sendiri berbagi kisah hidup kita apa adanya.

Kenapa memilih mengabdi di luar negeri?

Penghasilan dosen/profesor jauh lebih tinggi dari di tanah air. Jika perbedaan kurs rupiah-dollar dan perbedaan biaya hidup diikutkan, gaji dosen di luar negeri mencapai 5 (lima) kali lipat lebih tinggi. Ini membantu saya mencari uang lebih cepat karena harus memberi uang pensiun ke orang tua dan membantu keluarga yang ada di Indonesia. 


Apa motivasi anda dalam berkarir di dunia science?

Saya ingin hidup saya berguna buat masyarakat luas. Meninggalkan legacy (warisan) positif, baik ilmu maupun penemuan, buat generasi berikutnya. Mendidik mereka biar lebih melek science dan jadi lebih baik dari kita.

Anda sekarang mengajar di mana? Bisa diceritakan perbandingan antara iklim belajar science di sana dan di dalam negeri?

Saya mengajar di Department of Mechanical and Manufacturing Engineering, University of Calgary, Canada. Mahasiswa Canada kritis dan berusaha mengerti why bukan how saja. Saat ini kebetulan saya sedang cuti akademis (sabbatical leave) di ITB sampai Juni 2010. Sebelumnya belum pernah mengajar di tanah air. So, please ask me this question again in 6 months.. : )

Oya..Menurut telah anda, sebenarnya apa yang kurang dalam pengajaran dan pelajaran science di dalam negeri yang membuat kita kalah bersaing dibanding negara lain?

Yang saya tahu, kebanyakan metode yang diterapkan masih menitikberatkan penghafalan rumus-rumus dan aplikasi tanpa dijelaskan, kenapa rumus-rumus itu dipakai. Maka otomatis kemampuan inovasi menjadi berkurang, karena duduk masalah teknik yang sebenarnya tidak bisa ditelusuri jika tidak mengenal dan menguasai ilmu dasar dengan baik.

Jika demikian, metode pengajaran science apa yang seharusnya diterapkan di Indonesia?

Back to nature. Lihat sekeliling kita. Ajak murid dan mahasiswa untuk bertanya sambil melihat alam sekeliling. Biar menarik, ajak mereka melihat aplikasi science dulu dan setelah itu arahkan mereka mengetahui dan mengerti hokum-hukum fisika untuk menjelaskan apa yang terjadi. Bagaimana radio dan cellphone bekerja? Kenapa listrik sering mati di tanah air? Kenapa kita jangan membuang sampah sembarangan? 



Bisa tolong sebutkan beberapa dari penemuan atau hasil karya anda? Lalu tokoh siapakah yang menginspirasi anda dalam berkarier?

Saya masih jauh dari penemuan yang berguna buat orang banyak. Ke arah sana tapi butuh waktu. Ada beberapa karya teori saya yang cukup dikutip ilmuwan-imuwan lain tapi lingkupnya belum ke masyarakat luas. Saya terinspirasi Richard Feynman dan Muhammad Yunus. Keduanya pemberani dan berkarakter orisinal. Feynman fisikawan yang brilian dan Muhammad Yunus, ekonom yang merakyat dan menjadi agent of change buat bangsanya.

Bagaimana dukungan keluarga terhadap perjalanan karir anda?

Justru merekalah yang hebat! Mereka mendukung penuh. Istri saya bekerja di Starbucks saat saya belajar S3 di University of Toronto. Orang tua saya pun tidak pernah memaksa saya untuk melakukan yang tidak saya sukai. 

Ilmuwan seringkali dianggap sebagai elemen masyarakat yang eksekutif dan kurang bisa bergaul dengan masyarakat umum, apa benar begitu?

Nggak juga. Tergantung orangnya. Banyak ilmuwan yang teruji integritasnya, justru rendah hati karena standard of excellence mereka sangat tinggi. Ini yang sering mengesankan mereka diam, padahal banyak ngomongnya kalau cocok. Saya sendiri tidak canggung omong-omong dengan tukang becak sampai duta besar.

Next Question..Apa hobi anda?

Outdoor sports. Naik gunung. Lari jarak jauh. Touring biking (sepeda jarak jauh). Saya suka sekali naik gunung di Rocky Mountains, Canada. Kemarin saya bersepeda Bandung-Jakarta lewat Puncak. Minggu lalu saya lari half-marathon dari Serpong ke makam Tanah Kusir, Jakarta. Saya juga suka menulis puisi. 





Destinasi yang terakhir kali anda kunjungi?

Di tanah air! Gowes sepeda dari Bandung ke Jakarta..Lalu backpacking Kebumen – Gombong menyusuri pantai selatan termasuk Karang Bolong yang terkenal dengan sarang burung waletnya!  Fun sudah pasti dan bikin badan seger..

Ada tips buat para traveler?

Kalau jarak yang ditempuh cukup jauh dan melelahkan, sudah pasti yang pertama harus memilih maskapai yang aman dan profesional. Lalu tentu saja persiapan fisik dan pengetahuan medan harus diperhitungkan. Yang penting, lakukan perjalanan dengan santai, namun tetap sigap dalm membaca keadaan lingkungan sekitar.

Back to subject, apa rencana anda ke depan untuk memberi sumbangsih terhadap pendidikan science di Indonesia, khususnya Surabaya?

Ada keinginan untuk pulang kampung, kembali ke tanah air. Kendalanya menunggu kedua anak saya agak dewasa. Kendala kedua saya sudah berwarganegara Canada. Saya berharap Indonesia nantinya memperbolehkan dwi kewarganegaraan. Biar brain drain bisa jadi brain gain buat tanah air.

Curriculum Vitae

Roes Arief Budiman lahir di Surabaya tahun 1970. Arief bersekolah dari SD sampai SMA di Surabaya dan kemudian meneruskan kuliah S1 (BASc) di University of Toronto dengan bidang studi Mechanical Engineering. Studi S2 (MASc) dan S3 (PhD) juga dilakukan di University of Toronto. Setelah lulus S3 tahun 2001, Arief bekerja sebagai staf pengajar (Associate Professor) di jurusan Mechanical and Manufacturing Engineering, University of Calgary. Arief aktif di komunitas masyarakat Indonesia di Calgary, Canada.

Manusa Yadnya

(Tutug Kambuhan, Tutug Sambutan, dan Mapetik)
Unsur ketiga dari dari Panca Yadnya (Dewa Yadnya, Butha Yadnya, Manusa Yadnya, Pitra Yadnya, Rsi Yadnya)

POV       : Keluarga kecil penganut ajaran Hindu di Pulau Dewata yang masih mempertahankan budaya upacara Manusa Yadnya (upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kepada manusia), sebagai rasa syukur kelahiran putra-putrinya. Sisi religius yang humanis akan ditangkap secara natural dan apa adanya dari sikap rokhaniawan, anggota keluarga dan sebagian anggota upacara suci. Tidak ada Tri Hita tanpa Manusa Yadnya. Tidak ada kehidupan tanpa rasa syukur atas sebuah kelahiran.  Sejauh apapun gaya hidup dan perdaban menarik prasasti keyakinan, para Manusa tetap berpegang pada pendiriannya. Pendirian yang memperkaya khazanah budaya Bali, Indonesia, dan dunia. 

Episode Satu
Upacara Tutug Kambuhan
Teaser   : Tataran visual yang menangkap keunikan nilai spiritual Upacara Tutug Kambuhan (Upacara syukuran agama Hindu atas kelahiran bayi yang menginjak umur 42 hari), View adalah suasana rangkaian Manusa Yadnya yang terdiri dari 3 upacara;Tutug Kambuhan, Tutug Sambutan, dan Mapetik. Semua dimulai dari pembukaan upacara di Sanggah Kemulan (Tempat Suci Keluarga),  di daerah Ubud – Bali.
Segment 1 : Subyek adalah keluarga yang melakukan ritual untuk memperingati kelahiran bayi yang masih suci. Dimulai dari pembukaan upacara Tutug Kambuhan oleh para pemuka agama, sebelum semuanya beranjak ke ruang dapur dapur/sumur tempat mengambil air dari yang dianggap sebagai Sanggah Kemulan/Merajan (Tempat Suci Keluarga).
Segment 2 : Subyek keluarga adalah ayah dan ibu sang bayi yang melakukan satu per satu persyaratan ah-nya Tutug Kambuhan. Pengambilan ekspresi para pemuka agama dan peserta upacara juga turut diperlihatkan.  
Segment 3 : Subyek adalah Si Bayi yang mendapatkan Jiwatman (penyucian jiwa) yang disimbolkan dengan berbagai tahap ritual.
Segment 4 : Subyek adalah orang tua sang bayi, sang bayi, dan pemuka agama yang membimbing seluruh jalannya upacara. Untuk segment ini, bayi akan dibasuh dengan air sebagai simbol untuk penyucian raga.
Segment 5 : Subyek adalah pemuka agama yang melakukan do’a-do’a penutup yang sekaligus menjadi puncak upacara Tutug Kambuhan. Berikutnya para sanak saudara memberi selamat dan berjanji untuk berkumpul kembali untuk melaksanakan upacara Tutug Sambutan (setelah bayi berusia 105 hari) dan Mapetik (penutup serangkaian upacara bayi baru lahir).
Segment 6 : Subyek adalah pemuka tokoh agama Hindu yang menjelaskan secara singkat tujuan diadakaannya Tutuh Kambungan untuk ketaatan prinsip Tri Hita Karana (penyebab kehidupan). Orang tua sang anak yang menyampaikan harapan keturunannya dapat berbakti pada leluhur dan masyarakat. 

Episode 2
Upacara Tutug Sambutan
Teaser   :  Kelanjutan dari rangkaian upacara Manusa Yadnya yang diadakan ketika bayi berusia 105 hari. Pengambilan gambar di tempat yang sama, dengan waktu yang berbeda.  
Segment 1 : Subyek adalah rokhaniawan umat Hindhu yang memimpin jalannya upacara Tutug Sambutan. Beliau yang membacakan do’a-do’a pada Tuhan dan memulai ritme upacara.
Segment 2 : Subyek adalah bayi yang mendapatkan Jiwatman (penyucian badan) dan penyucian badan.
Segment 3 : Subyek adalah anggota keluarga yang memasangkan perhiasan gelang, kalung/badong dan giwang/subeng dan melobangi telinga sang bayi.
Segment 4 : Subyek adalah pemuka agama yang melantunkan pujian sembari diiringi musik dari mulut-mulut peserta ritual Tutug Sambutan.
Segment 5 : Subyek adalah pemuka agama dan anggota keluarga  yang mensyahkan nama sang bayi.
Segment 6 : Subyek adalah seluruh anggota upacara yang turut bahagia dan terharu.

Episode 3
Upacara Mapetik
Teaser  : Upacara terakhir yang menjadi penutup rangkaian syukuran atas kelahiran anggota keluarga baru  dalam keluarga Hindu – Bali.
Segment 1  : Subyek adalah pengikut upacara Mapetik yang berjalan berbondong-bondong mendatangi rumah keluarga sang bayii.
Segment 2 : Subyek adalah sang bayi yang mendapatkan ritual penyucian dengan digunting rambutnya untuk pertama kali.
Segment 3 : Subyek adalah pengikut upacara Mapetik yang hanyut dalam hikmat upacara.
Segment 4 : Subyek adalah para orang tua dan leluhur sang bayi yang membaca do’a sebagai wujud harapan pada Tuhan.
Segment 5 : Subyek adalah pemuka agama yang menyampaikan tuturan moral dan agamis kepada sang bayi, keluarga bayi dan seluruh pengikut upacara Mapetik
Segment 6 : Subyek adalah para pengikut upacara yang meninggalkan kediaman keluarga sang bayi dengan berbagai ekspresi keharuan.


 Rancangan Tayangan
Panjang film
Durasi 60 menit yang dibagi menjadi 3 episode dalam satu rangkaian Upacara Suci Manusa Yadnya.
Tokoh
 Para tokoh film adalah masyarakat biasa yang menjalankan upacara dengan tradisional dan orisinal, tanpa script dll.
Voice Over
Terdapat narasi sepanjang kurang lebih 5 – 10 menit yang menerangkan tentang upacara suci di ketiga episode tersebut.
Short Narration
Narasi yang menjelaskan lebih lanjut tentang kilasan sejarah upacara-upacara suci kelahiran bayi dalam ajaran Hindu akan  di penutup slide (sebelum credits).

Oleh : Ikhda Ayuning Maharsi

Selasa, 15 Maret 2011

Tertawan Tawa

Usah lelah
Bungkus ludah dengan pelepah, 
buang latah ke udara
Hidup adalah gurau yang mengundang tawa tanpa batas
Tiupan kecil atmosfir kelana
Akulah ludah yang tertawan tawa,
meledak latah bagai gurau,
yang kelana


Ubud, 10 Maret 2011

Bila Laksana

Bila adalah ratusan asa
Tertebak bagai Senin yang lantas Selasa
Berjalan di tapak kaki kaya irama
Bila adalah sewarna
Tersusun di tanya jawab luka suka
Bila tertata seadanya
Tidak mengabdi pada siapa-siapa
Bila adalah laksana
Yang melaju di degup cinta semasa


Ubud, 10 Maret 2011

Biak

Pada benak
Pada jarak
Pada sesak
Pada isak
Pada riak
Pada nyenyak
Pada tapak
Resahku biak
Sesenggukku biak
Rajutku memudar biak
Cintaku biak
Aku biak

Ubud, 10 Maret 2011

Disitu Rinduku Bisa Kamu Temukan

Dengar resah debu jalanan
Teriakan pengemis tua kelaparan
Dengar runtuhnya hujan
Gelandangan kecil yang terbebat beban
Dengar ributnya angan
Disitulah rinduku bisa kamu temukan. 

Hold the Fort

This road might not be passed
Too long to arrive at the destination
Too far to reach the light of lunar
This road might not to be passed
Except by two stupid human 
Human that lovers
Ever sick and injured
Ever suicide
Ever been kissed
Ever hold the fort
Ever dreamed 
Ever died
Ever lied
Ever hated
Ever loved
Ever - 




Minggu, 13 Maret 2011

Onda

Onda adalah tanda,
Serupa berani yang tampak nyata. 


Bali, 
11 Maret 2011


Rabu, 02 Maret 2011

The Bouquet - Jacques Prévert

What are you doing little girl
With those freshcut flowers
What are you doing there young girl
With those flowers dried flowers
What are you doing pretty woman
With those fading flowers
What are you doing there old dame
With those dying flowers

I await the victor. 


*hey. thanks for the book :)