Entri Populer

Minggu, 20 Maret 2011

Aku, Mimpiku dan Badut-badut temanku

Semua tersenyum, dari awal hari sampai selesainya. Sampai pesta selesai. Sampai di denting ke dua belas, mereka membawaku dalam gendongan. Melihat sejenak langit-langit ruangan, mematikan aliran listrik di lampu-lampu ruangan, lantas tersenyum dalam gelap.
Membiarkanku dalam gelap. Melangkahkan kaki pelan-pelan menutup pintu tanpa suara. Membiarkanku dalam gelap. 
Lalu dalam gelap aku terlelap. Bermimpi. 
Aku tertawa sambil menaiki anak tangga. Anak tangga setinggi menara. Keringat berpesta membasahi dahi, punggung dan telapak kakiku. Aku terus naik dan naik. Sampai ke puncak menara. 
Aku cukup senang karena di atas menara terdapat kursi kecil berkaki tinggi dan sebuah teropong. Entahlah, bagiku ini sungguh sempurna. Tanpa pikir panjang, kulekatkan mataku pada teropong, liar menembak sasaran pandang kemana saja, ke langit melihat matahari, ke gedung-gedung melihat kaca mencuri aktivitas manusia di dalamnya, ke bawah jalanan melihat mobil-mobil yang tampak kecil seperti hotwheel..Oh tunggu! Ada petshop besar di sebelah kiri, ada anak anjing kecil yang menjilat tuannya, ada kucing pemalas yang hampir menelan kura-kura! Sasaran pandang cepat-cepat kualihkan lagi..Oh jangan! Jangan! Kalau yang ini sungguh jangan terlihat olehku..! Persis di depan menara ini, kulihat segerombolan anak kecil memakai baju berwarna pastel warna-warni..mereka berlari kesana kemari, memegang balon yang berbentuk Mickey Minnie! Anak-anak itu terlihat seperti seumuranku! Kulepas pandangan sejenak dari teropongku, aku berteriak memanggil mereka. Tidak! Tidak ada satupun yang mendengar! Aku teropong lagi mereka..tidak! mereka membawa lolipop warna-warni, tepat di saat aku lapar..mereka saling memberi coklat dan ice cream! Tunggu aku kawan, tunggu!!
Aku terus berteriak..sampai kehabisan suara..sampai serak! Salah satu diantara mereka menoleh kepadaku danmemberitahu yang lainnya. Aku senang! Aku kehabisan napas karena senang! Tunggu aku! Aku akan cari cara supaya bisa menemui kalian! 
Di tengah jantungku yang berdebar mau copot, di saat aku usap keringat di dahiku karena lelah berpikir bagaimana cara untuk menemui mereka, terdengar tangisan dari salah seorang anak, O tidak! Aku salah, beberapa anak mulai menangis karena orang tua mereka tampak memaksa mereka pergi..Jangan duluuuu..Tolong jangan..aku ingin bertemu dan bermain dengan mereka..!
Tapi semua terlambat, anak-anak itu pergi satu persatu dengan orang tuanya..dan dari teropong ini aku tidak bisa mendengarkan apa-apa..aku tidak tahu harus mengejar jejak mereka kemana..
Aku menangis kencang-kencang..sampai habis air mata..sampai lelah..
Dan terbangun. Terbangun dengan kecupan ibuku. Lantas aku dimandikan cepat-cepat. Saat air dingin menyentuh kulitku, aku baru sadar hari telah pagi. Satu demi satu sendok makanan disuapkan ibu ke mulutku, lalu diantarkannya aku ke sekolah.
Aku meronta di perjalanan, memuntahkan semua makanan, dan marah sekali. Sampai di ruangan kelas, aku melihat badut-badut yang jumlahnya puluhan..ada yang lucu ada yang seram..pada yang lucu aku menunjuk jari dan tertawa, pada yang seram dan seolah jahat aku berteriak..aku tidak lagi peduli apa kata wanita berambut panjang yang sedang mengajariku menghitung..bagiku angka tidaklah penting, karena menara itu tidak membawaku kemana-mana, dan begitu jauh jarak antara aku dan tempat dimana kawan-kawanku yang riang itu bermain. 
Aku menyapa badut-badut yang jumlahnya puluhan di ruang kelas. Satu per satu. 
Kurasa mereka bisa menjadi temanku hari ini.








Surabaya, 21 Maret 2011
autism is a gift to be learned.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar