Entri Populer

Kamis, 17 Maret 2011

Manusa Yadnya

(Tutug Kambuhan, Tutug Sambutan, dan Mapetik)
Unsur ketiga dari dari Panca Yadnya (Dewa Yadnya, Butha Yadnya, Manusa Yadnya, Pitra Yadnya, Rsi Yadnya)

POV       : Keluarga kecil penganut ajaran Hindu di Pulau Dewata yang masih mempertahankan budaya upacara Manusa Yadnya (upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kepada manusia), sebagai rasa syukur kelahiran putra-putrinya. Sisi religius yang humanis akan ditangkap secara natural dan apa adanya dari sikap rokhaniawan, anggota keluarga dan sebagian anggota upacara suci. Tidak ada Tri Hita tanpa Manusa Yadnya. Tidak ada kehidupan tanpa rasa syukur atas sebuah kelahiran.  Sejauh apapun gaya hidup dan perdaban menarik prasasti keyakinan, para Manusa tetap berpegang pada pendiriannya. Pendirian yang memperkaya khazanah budaya Bali, Indonesia, dan dunia. 

Episode Satu
Upacara Tutug Kambuhan
Teaser   : Tataran visual yang menangkap keunikan nilai spiritual Upacara Tutug Kambuhan (Upacara syukuran agama Hindu atas kelahiran bayi yang menginjak umur 42 hari), View adalah suasana rangkaian Manusa Yadnya yang terdiri dari 3 upacara;Tutug Kambuhan, Tutug Sambutan, dan Mapetik. Semua dimulai dari pembukaan upacara di Sanggah Kemulan (Tempat Suci Keluarga),  di daerah Ubud – Bali.
Segment 1 : Subyek adalah keluarga yang melakukan ritual untuk memperingati kelahiran bayi yang masih suci. Dimulai dari pembukaan upacara Tutug Kambuhan oleh para pemuka agama, sebelum semuanya beranjak ke ruang dapur dapur/sumur tempat mengambil air dari yang dianggap sebagai Sanggah Kemulan/Merajan (Tempat Suci Keluarga).
Segment 2 : Subyek keluarga adalah ayah dan ibu sang bayi yang melakukan satu per satu persyaratan ah-nya Tutug Kambuhan. Pengambilan ekspresi para pemuka agama dan peserta upacara juga turut diperlihatkan.  
Segment 3 : Subyek adalah Si Bayi yang mendapatkan Jiwatman (penyucian jiwa) yang disimbolkan dengan berbagai tahap ritual.
Segment 4 : Subyek adalah orang tua sang bayi, sang bayi, dan pemuka agama yang membimbing seluruh jalannya upacara. Untuk segment ini, bayi akan dibasuh dengan air sebagai simbol untuk penyucian raga.
Segment 5 : Subyek adalah pemuka agama yang melakukan do’a-do’a penutup yang sekaligus menjadi puncak upacara Tutug Kambuhan. Berikutnya para sanak saudara memberi selamat dan berjanji untuk berkumpul kembali untuk melaksanakan upacara Tutug Sambutan (setelah bayi berusia 105 hari) dan Mapetik (penutup serangkaian upacara bayi baru lahir).
Segment 6 : Subyek adalah pemuka tokoh agama Hindu yang menjelaskan secara singkat tujuan diadakaannya Tutuh Kambungan untuk ketaatan prinsip Tri Hita Karana (penyebab kehidupan). Orang tua sang anak yang menyampaikan harapan keturunannya dapat berbakti pada leluhur dan masyarakat. 

Episode 2
Upacara Tutug Sambutan
Teaser   :  Kelanjutan dari rangkaian upacara Manusa Yadnya yang diadakan ketika bayi berusia 105 hari. Pengambilan gambar di tempat yang sama, dengan waktu yang berbeda.  
Segment 1 : Subyek adalah rokhaniawan umat Hindhu yang memimpin jalannya upacara Tutug Sambutan. Beliau yang membacakan do’a-do’a pada Tuhan dan memulai ritme upacara.
Segment 2 : Subyek adalah bayi yang mendapatkan Jiwatman (penyucian badan) dan penyucian badan.
Segment 3 : Subyek adalah anggota keluarga yang memasangkan perhiasan gelang, kalung/badong dan giwang/subeng dan melobangi telinga sang bayi.
Segment 4 : Subyek adalah pemuka agama yang melantunkan pujian sembari diiringi musik dari mulut-mulut peserta ritual Tutug Sambutan.
Segment 5 : Subyek adalah pemuka agama dan anggota keluarga  yang mensyahkan nama sang bayi.
Segment 6 : Subyek adalah seluruh anggota upacara yang turut bahagia dan terharu.

Episode 3
Upacara Mapetik
Teaser  : Upacara terakhir yang menjadi penutup rangkaian syukuran atas kelahiran anggota keluarga baru  dalam keluarga Hindu – Bali.
Segment 1  : Subyek adalah pengikut upacara Mapetik yang berjalan berbondong-bondong mendatangi rumah keluarga sang bayii.
Segment 2 : Subyek adalah sang bayi yang mendapatkan ritual penyucian dengan digunting rambutnya untuk pertama kali.
Segment 3 : Subyek adalah pengikut upacara Mapetik yang hanyut dalam hikmat upacara.
Segment 4 : Subyek adalah para orang tua dan leluhur sang bayi yang membaca do’a sebagai wujud harapan pada Tuhan.
Segment 5 : Subyek adalah pemuka agama yang menyampaikan tuturan moral dan agamis kepada sang bayi, keluarga bayi dan seluruh pengikut upacara Mapetik
Segment 6 : Subyek adalah para pengikut upacara yang meninggalkan kediaman keluarga sang bayi dengan berbagai ekspresi keharuan.


 Rancangan Tayangan
Panjang film
Durasi 60 menit yang dibagi menjadi 3 episode dalam satu rangkaian Upacara Suci Manusa Yadnya.
Tokoh
 Para tokoh film adalah masyarakat biasa yang menjalankan upacara dengan tradisional dan orisinal, tanpa script dll.
Voice Over
Terdapat narasi sepanjang kurang lebih 5 – 10 menit yang menerangkan tentang upacara suci di ketiga episode tersebut.
Short Narration
Narasi yang menjelaskan lebih lanjut tentang kilasan sejarah upacara-upacara suci kelahiran bayi dalam ajaran Hindu akan  di penutup slide (sebelum credits).

Oleh : Ikhda Ayuning Maharsi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar