Entri Populer

Minggu, 06 Februari 2011

Adora Hiperbola

Sore sedang hujan. Kerumunan Arthopoda berebut menikmati mangsa.
"Hei...aku Adora..kulihat sudah dari tadi kamu duduk terpaku disini...boleh kutemani?" Si kecil bertanduk tajam memulai pertanyaan
"Hmm..Panggil saya Sengga..Manusia semakin hitam, darahnya semakin kelam..kotor..!" si hitam kurus berbintik menjawab.. dan ..
Percakapan mereka pun berlanjut..
"Sudah berapa banyak? Apakah lebih banyak dari kemarin?"
"Tidak begitu banyak..manusia sekarang sangat bodoh..darahnya kotor.."
"Apa kau meracuni mereka? Mana yang lebih kuat? Racunmu atau racunku?"
"Kita lihat saja, Adora.......Mereka membuatku sedih.."
Adora menatap sedih..memicingkan matanya dan merayap perlahan, mencengkeram dinding abu-abu di sebuah kamar yang ditinggal penghuninya.


Sore itu berlalu begitu saja. Mereka pulang sendiri-sendiri ke sarangnya. Berjanji untuk saling menyapa esok malam.
"Lihat..dia mulai gatal..haha...tak salah aku dipanggil bangsat..kepinding..atau busuk...lihat mereka..! Seperti tidak punya otak...seperti tak bisa berbuat apa-apa..!"
"Hhh...kau cantik, Adora..mereka yang lemah..melihatmu saja tak pernah..apalagi menyadari kecantikanmu..tapi kau kuat, hanya saja..kau beracun"
"Giliranmu tampan...berikan gatal yang berujung kematian pada mereka..."
"Kalau dia mati, kita menikah?"
"Pastiiiii..."

Selang sebulan, sang manusia sudah jadi mayat. Adora dan Sengga menikah atas nama cinta. Bersatu padu di bawah langit biru yang ceria. Berebut serpihan daki manusia dengan lahapnya.
Adora hamil anak pertama, diberi nama Momo...jangan tanya bentuknya...hampir seperti monster...Empunya racun gatal dari gen Ayah-Ibunya.

Di minggu-minggu berikutnya, banyak lagi yang jadi mayat di depan mereka. Perlahan..tapi pasti. Adora tersenyum puas. "Kini mereka melihatku..melihat ulahku..dan menghargai bahwa yang tak terlihat pun, bisa membunuh..yang tak teranggap, bisa mengkristalkan jiwa mereka dalam kesunyian..kematian. ..louse-borne epidemic typhus, relapsing fever, dan trench fever..aku mengkarantina keriangan dan kepedihan mereka yang terkadang hiperbola."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar